Your long-forgotten hobby
Waktu kecil kita pasti memiliki banyak hobi, seperti bermain sepak bola, menggambar, menyanyi, nyusahin orang tua, taruh handuk basah di kasur, makan Indomie pakai nasi, dan kalau disebut semua nggak akan ada habisnya. Tapi nggak semua hobi yang pernah kita suka dulu bakal bertahan lama. Akan ada saatnya kita meninggalkan hobi tersebut untuk menyalurkan energi ke hobi yang lain. Sama halnya ketika aku meninggalkan photography untuk lebih berfokus ke fashion karena menurutku hobi tersebut yang menarik aku lakukan untuk sekarang.
Aku nggak akan menulis tentang photography kali ini karena meninggalkan bukan berarti terlupakan. Aku masih kepikiran untuk kembali melakukan hobi itu lagi, entah kapan, tapi yang jelas dalam waktu dekat. Nah, kalau bicara soal waktu nggak ada yang tau, bisa aja dalam waktu dekat itu artinya 2 tahun lagi haha.
Sebelum menulis topik hari ini, aku sempet mikir lama karena mengingat-ingat hobi apa yang udah lama aku lupakan. Namanya juga lupa pasti nggak ingat, kan? Aku buka lagi arsip Instagram untuk nyari jawabannya dan akhirnya ketemu sebuah video yang pernah aku buat tahun 2017. Dari video itu aku jadi ingat kalau my long-forgotten hobby adalah videography.
Aku tertarik sama videography sebenarnya udah dari tahun 2016, gara-gara sesimple sering nonton film sama Youtube aja, udah. Dengan alasan sederhana itu aku sampai niat beli kamera untuk buat video sendiri hehe. Video pertama yang aku buat jelek banget, nggak jelas itu video apaan waktu aku nonton ulang.
Untuk yang penasaran, ini video pertama yang aku buat:
Sekitar tahun 2017 emang lagi naik-naiknya trend video cinematic ala-ala Sam Kolder, pakai color grading Teal & Orange, dan video transisi dari Chung Dha. Aku masih ingat dengan detail soalnya udah template, semua orang tahun itu pada buat video cinematic yang sama, termasuk aku.
Video ketiga yang aku buat terinspirasi MV-nya Skrillex, Diplo, Justin Bieber yang berjudul “Where Are Ü Now”, kalian semua pasti udah tau lah sama MV iconic itu. Aku buat video-nya kurang lebih butuh waktu 1 bulan karena harus gambar frame-by-frame, ada kali 300(?) frame yang harus digambar untuk video 20 detik doang. Tapi usahaku selama 1 bulan nggak sia-sia soalnya sampai di-repost sama @Indovidgram, padahal kayaknya itu video biasa aja, deh.
Setelah buat 5 video aku udah nggak pernah buat video lagi karena aku sadar aku nggak berbakat, dan kualitas video-ku juga nggak ada peningkatan.
Yah, ternyata buat video nggak segampang yang pertama kali aku bayangkan. Banyak sekali hal yang harus dimengerti supaya bisa menghasilkan video yang bagus. Dari awal aku nggak berpikir untuk ke level yang serius, makanya aku meninggalkan hobi itu dan pindah ke photography. Seenggaknya kalau photography bagi aku sedikit lebih gampang dipahami daripada videography. Laptop juga udah nggak kuat buat ngedit video, sih.
Ya Allah, pengin laptop baru huhu. ?