Write about that one movie or book or incident that drastically changed your life
Banyaknya film yang udah pernah aku tonton selama ini, nggak ada satu film yang benar-benar mengubah hidupku secara drastis, apa lagi buku. Terakhir kali aku baca buku mungkin sekitar tahun 2015, itu pun buku pinjam punya teman dan aku baru inget bukunya sampai sekarang belum aku balikin haha. Aku nggak suka baca buku soalnya. Jadi, aku nulis apaan dong?
One Piece? Hmm, tapi itu manga, ya. Series? Kalau series ada, nih.
Buat kalian yang belum nonton dan nggak mau kena spoiler, mending berhenti baca di sini.
Okay, aku akan menulis tentang “The Boys” (2019), sebuah series Amazon Original yang bercerita tentang apa yang terjadi ketika superhero menyalahgunakan kekuatan super mereka daripada menggunakannya untuk kebaikan. Para superhero bekerja untuk sebuah perusahaan bernama Vought International, yang memasarkan dan menjadikan mereka sebuah komoditas.
Series ini diadaptasi dari komik karya Garith Ennis dan Darrick Robertson dengan judul yang sama. Aku nggak baca komiknya, cuma nonton series-nya doang.
Dalam series ini ada dua kelompok: The Seven, para superhero dan The Boys, pihak yang ingin mengungkap sisi gelap para superhero dan menunjukan kepada dunia bahwa para superhero nggak lebih dari sekelompok sosiopat yang korup, egois dan kejam.
Cerita series ini sebenarnya sangat simpel: manusia biasa yang powerless melawan manusia super power. Yang membuat menarik adalah caranya manusia biasa bisa melawan superhero ini gimana? Dan ternyata bisa, terbukti mereka bisa membunuh salah satu superhero bernama Translucent. Kemudian mengungkap asal usul superhero ini apa benar titisan Dewa? Bukan juga, mereka cuma manusia super power buatan Vought, yang bahkan superhero-nya nggak tau bahwa mereka adalah ciptaan manusia dan bukan titisan Dewa. Pokoknya seru, dah.
Karakter yang paling aku suka di series ini adalah Homelander, dia sangat merepresentasikan, “Power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely.” Nggak cuma Homelander, sih. Superhero yang lainnya juga sama aja, tapi yang paling merepresentasikan menurutku dia. Kalau episode yang paling aku suka tentunya episode “Herogasm” yang ada di season 3. Wah gila, itu episode paling epik yang pernah aku tonton hahahaha. Buat yang penasaran nonton, deh.
Series ini nggak benar-benar mengubah hidup aku secara drastis, tapi membuat aku mengubah persepsiku kalau superhero itu nggak semuanya orang baik. Aku juga jadi sadar, emang kayak gitu orang-orang yang memiliki power atau pangkat di kehidupan sekitar aku, apa lagi di negara yang sering debat soal bubur-diaduk-dan-bubur-nggak-diaduk ini. Banyak dari pejabat-pejabat kita yang cenderung “rusak” dan menyalahgunakan power mereka untuk kepentingan mereka sendiri. Yah, memang begitulah sifat asli manusia.
Kesimpulannya, nonton series ini sedikit refreshing sama cerita-cerita superhero klasik, yang kebanyakan ceritanya tentang melindungi atau menyelamatkan nyawa banyak orang. The Boys udah jalan sampai 3 season untuk sekarang, kabarnya sebentar lagi bakal muncul season 4-nya. Aku nggak sabar nunggu gimana kelanjutan ceritanya.
Udah ya, mau beli bakso dulu, soalnya ada tukang bakso lewat. Sekian.
Tulisan ini adalah bagian dari 30 Day Writing Challenge, di mana aku akan menantang diri sendiri untuk konsisten menulis selama 30 hari penuh dengan pertanyaan atau topik yang sudah disiapkan setiap harinya.