2020

1 Januari 2021, jam 03.00, aku nulis ini sehabis pulang dari rumah teman. Aku dan teman-temanku berkumpul untuk acara bakar-bakaran. Kita bakar sosis, bakso, ikan, ban bekas, fasilitas umum, halte Transjakarta. Pokoknya banyak, deh. Yaaa.. walaupun aku cuma kebanyakan nontonin temanku bakar-bakar daripada bantuin mereka haha.

Pasti ada dari kalian yang kayak aku, dateng ke acara kayak gini cuma pengin makannya doang. Iya, kan? Acara bakar-bakaran ini kayaknya udah pasti dilakukan setiap mau pergantian tahun baru oleh sebagian orang. Sampai-sampai nih, sebagian besar kontak Whatsapp-ku pada bikin status bakar-bakar. Untung nggak ada yang bikin status, “New Year, New Me”, kalau ada udah aku block kontaknya. Haha bercanda.

Aku jadi inget, tahun 2019, aku menyambut pergantian tahun baru pergi ke Tugu Jogja, sendirian. Iya, sendirian. Habis putus sama pacar, teman nggak ada yang ngajakin main, di rumah sedih doang yang ada. Makanya, aku memutuskan untuk keluar sendiri.

Sambil naik motor Mio M3 hitamku masih mulus, full paper, service rutin, jika berminat bisa hubungi contact di atas dengan kecepatan rata-rata 40 Km/Jam. Aku menembus dinginnya udara Jogja di malam hari tanpa tau tujuan yang pasti. Berangkat dari rumah jam 20.00, sampai Tugu Jogja jam 23.30. Bayangkan, selama 3 jam 30 menit aku ke mana aja coba? Padahal dari rumahku ke Tugu Jogja itu bisa ditempuh cuma dengan waktu 30 menit doang.

Instagram Stories @arfandk
Instagram Stories @arfandk

Hadeh, 2020 kayaknya tahun terberatku buat ngejalanin hidup. Sedikit egois sih kalau bilang, “tahun terberatku” karena semua orang ngerasain hal yang sama. Tapi, 2020 emang berat banget buat aku jalanin. Move on dari mantan, ekonomi menurun, website yang aku urus juga earning-nya berkurang, alhasil harus buka tabungan buat bayar server bulanan.

Nggak semua yang ada di 2020 buruk kok, masih ada hal-hal yang baik. Contohnya, blog ini lahir, punya meja sama kursi baru supaya lebih produktif, nemuin Facebook saudara jauh dari Lampung yang udah kurang lebih 11 tahun lost contact, dan Ibuku naik jabatan di tempat kerjanya. Memang hal-hal sederhana, tapi seenggaknya masih ada yang bisa disyukuri dari tahun 2020. Ambil yang baik-baik aja, lupain yang buruk-buruk. Kalau bisa yang buruk-buruk dijadiin pelajaran buat kedepannya.

Di tahun 2021 ini, mungkin bakal lebih berat dari tahun 2020, tapi semoga aja lebih baik. Nggak, nggak boleh semoga, tapi harus. Aminnnn. Kita cuma harus mempersiapkan diri, buat menghadapi kemungkinan buruk yang akan terjadi. Siap nggak siap, harus dihadapi.

Banyak keinginanku di tahun 2021 ini, salah satunya adalah punya KTP. Jangan pada ngira kalau aku bocah umur 16 yang beberapa bulan lagi umur 17, terus suruh anterin orang tuanya buat bikin KTP. Umur aku udah 21, tahun ini 22 dan sampai sekarang aku belum punya KTP. Ceritanya panjang, mungkin next bakal aku ceritain di blog ini.

Semoga keinginanku di tahun 2021 ini semuanya bisa tercapai dan keinginan kalian juga tentunya. Dan, semoga di tahun yang baru ini, aku bisa jadi pribadi yang lebih baik. Supaya bisa bikin status Whatsapp: New Year, New… asdfghjkl#$^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *